SEPUTAR TRADISI DANDHANGAN
D
|
andhangan
adalah semacam pesta rakyat yang dilaksanakan di sekitar Masjid Menara Kudus,
sepanjang jalan Sunan Kudus sampai ke Alun-alun Kudus. Tradisi Dandhangan untuk
tahun-tahun lalu biasanya dimulai sejak memasuki bulan Sya'ban , namun untuk
tahun ini dimulai tanggal 28 Mei 2015 sampai menjelang bulan Ramandhan tiba.
Sekitar 350 pedagang menggelar lapaknya di sepanjang Masjid Menara dan jalan
Sunan Kudus. Aneka dagangan digelar, mulai dari makanan khas tradisional, mainan
anak-anak tradisional, pakaian, accessories dan aneka kebutuhan lainnya.
Dandhangan diambil dari kata Dang-dang-dang...yang merupakan suara
tabuh bedug, sebagai pertanda memasuki bulan Ramandhan pada jaman Sunan kudus.
Pada saat itulah Sunan Kudus yang merupakan pemuka dan panutan agama Islam di
Kudus mengumumkan saat dimulainya bulan Ramandhan tiba. Pada saat itulah para
santri dan masyarakat berkumpul di sekitar masjid Menara untuk menanti
datangnya pengumuman tersebut. Karena banyaknya orang yang berkumpul lama-lama
banyak juga orang yang berdagang untuk keperluan sahur pada Ramandhan hari
pertama. Semakin lama semakin banyak pedagang yang ikut berdagang di sekitar
Masjid Al-Aqsha hingga meluber ke sepanjang jalan Sunan Kudus.
Namun, saat ini semakin terasa adanya pergeseran filosofi , yang tadinya
merupakan pesta budaya dan tradisi, sekarang sudah cenderung menjadi filosofi
ekonomi, dengan semakin membludaknya pedagang dan aneka dagangannya seperti
pasar malam umumnya. Para pedagang ini tidak hanya berasal dari Kudus, namun
banyak yang dari berbagai kota di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Pengunjung Dandhangan bukan hanya berasal dari Kudus saja, namun
juga dari berbagai daerah sekitar Kudus seperti Demak, Pati, Jepara dan
sebagainya. Makanya kita harus semakin hati-hati bila hendak berkunjung ke
arena Dandhangan ini. Karena semakin ramai dan otomatis berdesakan di keramain.
Nah itulah salah satu Tradisi Budaya Kudus yang wajib anda coba.
TERIMA
KASIH : )